SABTU (02/01/2015) Kerajaan Saudi mengumumkan telah mengeksekusi 47 orang atas tuduhan terorisme. Salah satu yang dieksekusi adalah tokoh Syiah, Nimr Al-Nimr yang terkenal sering melakukan protes keras terhadap pemerintah Kerajaan.
Bukan tanpa alasan pihak kerajaan mengeksekusi tokoh Syiah ini. Seperti dilansir Arabnews, Nimr Al-Nimr, telah melakukan delapan kejahatan dan memberikan banyak pidato permusuhan kepada kerajaan sejak tahun 2002.
Saat itu, ia sering melakukan khutbah di Masjid Imam Hussain di Al Awamiyah. Isi khutbahnya dikabarkan selalu menyinggung politik dan tak jarang melakukan hujatan kepada pejabat kerajaan serta menyerukan masyarakat untuk melakukan pemberontakan.
Pada bulan Maret 2009, ia juga mengritik pemerintah Saudi dan menyatakan pemisahan diri agar ia bisa mendirikan negara Syiah bersatu.
Bukan hanya di Saudi, Al Nimr juga melakukan hal sama (red: kritik) kepada pemerintah Bahrain. Ia menuntut Teluk keluar dari Bahrain, dan menuntut pembebasan terhadap tahanan politik.
Oktober 2011, tokoh Syiah ini menuduh media Saudi dan pejabat kerajaan menutupi “penindasan tirani” oleh pasukan keamanan.
Selain itu, Al-Nimr juga pernah berpidato yang akhirnya mendorong protes kekerasan pada tahun 2011 di Qatif atas dukungan pihak ketiga, terutama Iran.
Ia ditahan beberapa kali, terakhir pada tanggal 8 Juli, 2012, ketika polisi melakukan baku tembak yang akhirnya mengenai kaki al Nimr. Dalam peristiwa itu, kerajaan membawanya ke rumah sakit untuk perawatan.
Baca
artikel selengkapnya di SYIAH
INDONESIA tafhadol
Laporkan iklan?
Pada 15 Oktober 2014, Al-Nimr dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Pidana Khusus atas keterlibatannya mendukung aksi teroris. Aksi tersebut mengakibatkan kematian dan cedera petugas keamanan dan puluhan warga sipil.
Berdasarkan rekam jejaknya itu, dia dianggap sebagai penghasut paling berbahaya di wilayah timur Kerajaan Saudi. [fh/Islampos]
Post A Comment:
0 comments: