Oleh: Ihsan
AntiLiberalNews – Alkisah seorang kafir rafidhah Iran mempunyai 9 orang anak. Pada suatu hari ada pengumuman dari pejabat setempat bahwa barangsiapa yang punya sepuluh orang anak akan mendapatkan hadiah yang sangat besar. Mendengar hal itu si kafir inipun tergiur untuk mendapatkannya.
AntiLiberalNews – Alkisah seorang kafir rafidhah Iran mempunyai 9 orang anak. Pada suatu hari ada pengumuman dari pejabat setempat bahwa barangsiapa yang punya sepuluh orang anak akan mendapatkan hadiah yang sangat besar. Mendengar hal itu si kafir inipun tergiur untuk mendapatkannya.
Keesokan hari ia mengobrol dengan istrinya,
“Bune, dah dengar belum berita baik.”
“Berita apa Pakne?”
“Itu lho pengumuman bahwa yang punya anak sepuluh bakalan dapat hadiah.”
“Iya, aku sudah denger. Tapi gak mungkinlah kita ikut. Anak kita kan cuma 9.”
“Aku mau ikut ndaftar.”
“Lahh bagaimana bisa Pak?”
“Begini, aku ingat pernah nikah mut’ah dengan seorang cewek di teheran. Diapun hamil dan beranak. Aku ingin pinjam sebentar buat lomba ini.”
“Wahh kebetulan pak, bagus itu. Cepat diambil Pak!”
“Bune, dah dengar belum berita baik.”
“Berita apa Pakne?”
“Itu lho pengumuman bahwa yang punya anak sepuluh bakalan dapat hadiah.”
“Iya, aku sudah denger. Tapi gak mungkinlah kita ikut. Anak kita kan cuma 9.”
“Aku mau ikut ndaftar.”
“Lahh bagaimana bisa Pak?”
“Begini, aku ingat pernah nikah mut’ah dengan seorang cewek di teheran. Diapun hamil dan beranak. Aku ingin pinjam sebentar buat lomba ini.”
“Wahh kebetulan pak, bagus itu. Cepat diambil Pak!”
Baca
artikel selengkapnya di SYIAH
INDONESIA tafhadol
Kafir rafidhi inipun berkemas dan pergi ke Teheran untuk mencari wanita yang dimaksud. Tidak sampai lama diapun menemukannya bersama anaknya. Diawali dengan basa-basi dia mengutarakan niatnya. Si wanitapun tak keberatan untuk meminjamkan anaknya untuk dibawa.
Betapa senang hati si kafir rafidhi ini. Dengan bergegas diapun pulang ke rumahnya. Sepanjang jalan terbayang betapa uang hadiah yang akan dia dapatkan. Setelah sampai dia dapatkan rumahnya dalam keadaan sepi hanya ada istrinya. Diapun bertanya,
“Kok sepi banget, anak-anak pada kemana?”
Istrinya hanya diam dengan badan gemetaran.
“Bune, kamu ditanya kok malah mbisu. Apa kamu gak seneng, kita bakal dapat banyak uang?”
“Begini Pakne ceritanya, tapi Pakne jangan marah ya!”
“Jangan bertele-tele, cerita saja!”
“Jadi begini, ketika pakne pergi ke Teheran untuk ngambil anak mut’ahnya pakne. Beberapa orang laki-laki datang ke rumah untuk ngambil anak-anak.”
“Ngambil anak-anak bagaimana?”
“Mereka adalah laki-laki yang pernah mut’ah sama saya. Dan masing-masing ngaku bahwa anak-anak (di rumah ini) adalah anak mereka. Diambil karena mereka juga mau ikut lomba. Bahkan ada yang datang telat dan gak dapat bagian anak.”
-Glodakkkk!!- Si suamipun jatuh pingsan, kejet-kejet sesaat terus mati.
Istrinya hanya diam dengan badan gemetaran.
“Bune, kamu ditanya kok malah mbisu. Apa kamu gak seneng, kita bakal dapat banyak uang?”
“Begini Pakne ceritanya, tapi Pakne jangan marah ya!”
“Jangan bertele-tele, cerita saja!”
“Jadi begini, ketika pakne pergi ke Teheran untuk ngambil anak mut’ahnya pakne. Beberapa orang laki-laki datang ke rumah untuk ngambil anak-anak.”
“Ngambil anak-anak bagaimana?”
“Mereka adalah laki-laki yang pernah mut’ah sama saya. Dan masing-masing ngaku bahwa anak-anak (di rumah ini) adalah anak mereka. Diambil karena mereka juga mau ikut lomba. Bahkan ada yang datang telat dan gak dapat bagian anak.”
-Glodakkkk!!- Si suamipun jatuh pingsan, kejet-kejet sesaat terus mati.
Khulashah: Syiah rafidhah adalah makhluk bernasab “gado-gado”.
Edit: Adiba Hasan
Post A Comment:
0 comments: